Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Resume : Menilik Peluang Pasar Konstruksi Dalam dan Luar Negeri Demi Meningkatkan Daya Saing Nasional


Derasnya arus globalisasi dan diterapkannya sistem pasar bebas atau liberalisasi perdagangan, memiliki dampak tersendiri bagi perusahaan-perusahaan nasional, termasuk perusahaan penyedia jasa konstruksi. Sesuai dengan UU jasa konstruksi yang menyebutkan bahwa badan usaha maupun pekerja asing tidak di halangi untuk bekerja di Indonesia, akibatnya para pelaku jasa konstruksi asing gencar menancapkan invesatasinya di Indonesia. Hal tersebut menjadi momok dan tantangan besar bagi perusahaan konstruksi nasional berskala besar apalagi bagi perusahaan konstruksi nasional berskala kecil yang tidak cukup  memiliki daya saing.  Pada tahun 2009 tercatat bahwa 60% pasar jasa kontruksi nasional dikuasai oleh asing padahal jumlah mereka hanya 10%. Pelaku jasa konstruksi nasional yang jumlahnya 90% hanya menikmati 40% dari total potensi pasar. Hal tersubut menjadikan sebuah ironi mengingat jasa konstruksi memegang peran vital dalam pembangunan nasional dan salah satu sektor yang kontribusinya sangat besar pada perekonomian nasional. Secara nasional, sumbangan sektor konstruksi terhadap PDB sekitar 6% (AsiaConstruct 2004). Persoalan tersebut harus segera dibenahi ditambah dengan persoalan-persoalan korupsi yang menyeret pelaku jasa konstruksi, pekerjaan rumah tersebut menunjukkan keadaan konstruksi di Indonesia yang masih banyak sekali memerlukan pembenahan agar meningkatkan kualitas, daya saing dan menciptkan peluang di dalam maupun di luar negeri.
Peluang pasar konstruksi untuk perusahaan konstruksi nasional terbuka di dalam dan di luar negeri. Di dalam negeri, nilai pasar konstruksi tahun 2010 naik 5% dari tahun lalu, terlepas dari fakta bahwa 60% pasar jasa konstruksi nasional masih dikuasi oleh pelaku asing (data tahun 2009). Dari perkiraan pasar konstruksi tersebut, porsi proyek pemerintah mencapai 52% sementara sisanya dipegang oleh swasta. Peluang pasar di dalam negeri semakin terbatas dan proyek semakin langka, hal itu di sebabkan oleh merebaknya perusahaan konstruksi berskala kecil dan menengah, dan juga yang mengakibatkan para pelaku jasa konstruksi dengan nilai yang minim. Di luar negeri peluang pasar konstruksi terbuka luas, khususnya di benua afrika. Benua yang identik dengan keterbelakangan dan kemiskinan tersebut sudah mulai merubah pandangan negara-negara lain mengenai paradigma tersebut dengan perkembangan ekonomi di sejumlah negara di Afrika yang kaya akan minyak dan sumber mineral lainnya. Namun, minimnya informasi dan kurangnya pemahaman yang memadai mengenai potensi pasar Afrika, masih menjadi kendala bagi pelaku jasa konstruksi nasional. Baru sedikit pelaku jasa kontruksi nasional yang berani menggarap proyek di pasar Afrika, antara lain PT Adhikarya, PT Wijaya Karya dan Itramegah Karya Gemilang. Di Aljazair, negara yang tengah memacu pembangunan infrasturktur hingga 2025, peluang pasar sangat besar bagi perusahaan jasa konstruksi nasional. Setelah Menteri Pekerja Umum Aljazair, Amar Ghoul, dan Menteri Pekerja Umum Indonesia, Djoko Kirmanto, bertemu, pihak Aljazair menawarkan peluang pasar jasa konstruksi dan jasa konsultansi kepada para kontraktor dan konsultan Indonesia. Ketua umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Soeharsojo, mengatakan bahwa pada dasarnya peluang bisnis jasa konstruksi di luar negeri sangat penting bagi badan usaha (BU) konstruksi nasiona saat ini dan kedepan yang akan meningkatkan kualitas dan pengalaman pelaku konstruksi nasional.
Dengan diterapkannya liberalisasi usaha dan terbukanya peluang pasar di dalam dan di luar negeri, peningkatan daya saing bagi perusahaan jasa konstruksi nasional menjadi prioritas yang paling utama. Perlu adanya suatu tindakan nyata untuk meningkatkan daya saing, antara lain dengan bekerjasama dengan kontraktor asing dalam menggarap suatu proyek yang dapat memberikan pengalaman dan pelajaran bagi pelaku kasa konstruksi nasional, mengadakan pameran konstruksi yang memberikan pembelajaran dan mempromosikan beragam infrastruktur dan energi terbarukan, dan salah satu upaya lain dalam meningkatkan daya saing adalah dengan sertifikasi dan pelatihan. Sertifikasi dan pelatihan dapat membantu pelaku jasa konstruksi nasional untuk berkiprah di negeri sendiri bahkan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Namun, diperlukan suatu komitmn yang tinggi antar pihak pelaku usaha kontruksi, khususnya perusahaan berskala besar untuk memberi kesempatan pengelolaan kegiatan konstruksinya melibatkan spesialisasi dari para pelaku usaha kecil dan menengah tersebut. 

resume by : Fajar Andi Baihaqi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar