Pada suatu pembangunan konstruksi di atas tanah
gambut mempunyai banyak masalah dan beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya adalah daya dukung tanah yang rendah dan penurunan yang besar. Pada
umumnya di wilayah Indonesia apabila hendak membangun suatu konstruksi ataupun
bangunan 1 sampai 2 lantai di atas lahan yang kondisi tanahnya adalah tanah gambut
biasanya digunakan cerucuk dengan diameter 10 sampai 20 cm, dan panjang 3
sampai 4 meter. Namun belakangan ini material dari ceucuk sendiri makin lama
makin sulit untuk didapat, maka diperlukan suatu alternatif yang lain.
Salah satu cara untuk mengantisipasi kondisi seperti
ini adalah metode konstruksi dangkal dengan perkuatan bahan bambu
(Douglas,1990) dan Geotekstil (Geoforce, 2000) dimana funsi dari bahan
geotekstil tersevut untuk mencegah tercampurnya antara tanah urugan dan tanah
gambut, dan untuk bagian yang memperkuat digunakan bambu. Dengan hal seperti
ini penempatan perkuatan bambu dan geotekstil tersebut akan membuat daya dukung
tanah meningkat.
Geotekstil adala salah satu bahanh bahan sintetis
yang dipergunakan dalam pekerjaan teknik yang berhubungan dengan tanah. Geotekstil
mempunyai bentuk seperti lembaran yang dapat dipergunakan pada tanah yang
bermasalah dalam jangka waktu yang relatif lebih singkat. Dengan mmelihat
geotekstil hanya digunakan sebagai pemisah antara tanah gambut dan tanah timbun,
sebagai perkuatan tanah yang memiliki daya dukung rendah digunakan grid bambu
sehingga biaya pun relatif murah.
Bambu adalah suatu bahan bangunan dari tumbuhan
tidak mirip dengan kayu, bambu berbentuk pembuluh dan beruas-ruas dapat
digunakan untuk tujuan konstruksi bangunan, seperti tiang, pipa air, atap atau
cerucuk stabilitasi tanah (Krisdianto, 2006). Diharapkan dari prnrmpatan
perkuatan kombinasi grid bambu dan geotekstil tersebut dapat meningkatkan daya
dukung tanah (Khatib, 2005).
Berdasarkan pembahasan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut : Penambahan grid bambu dan geotekstil dapat meningkatka
n daya dukung pondasi di atas tanah gambut yang ditinjau dari nilai daya dukung
yang dihasilkan sehingga perkuatan grid bambu dan geotekstil dapat dijadikan
salah satu alternatif bahan perkuatan tanah.Secara umum penambahan lapisan
perkuatan berupa geotekstil dan grid bambu memberikan kontribusi yang
signifikan untuk meningkatan daya dukung pondasi.
resume by : Muhammad
Rizki Faturrahman
Daftar Pustaka
Douglas,
R.A., 1990, Bamboo Inclusion in Soil Structure: 294-300. In Rao, I.V.R.,
Gnanaharan, R. & Shastry, C.B., Bamboos Current Research, The Kerela Forest
Research Institute - India, and IDRC Canada
.
Goeforce,
2000, Aplikasi Geosintetik dalam Teknik Sipil, Geoforce, Jakarta, Indonesia
Krisdianto,
G, Ismanto, 2006, Sari Hasil Penelitian Bambu, <URL: http://www.dephut.go.id/
INFORMASI/litbang/telitibambu.htm>
Khatib,
A., 2005, Bearing Capacity of Soft Soil Using Bamboo-Geotexstile Composite. Journal
Saintis, Vol 8 No 2, pp. 61-69.
0 komentar:
Posting Komentar